Atung Bungsu (Leluhur Pasemah/besemah) Putera Kanishka III
oleh Khairul Bakti pada 20 April 2011 jam 22:13
- Suku Basemah (Pasemah), Empat Lawang, Lahat dan Semende
- Dapunta Hyang Srijayanasa, pendiri Kedatuan Sriwijaya.
- Dapunta Hyang Syailendra, pendiri Wangsa Syailendra di Pulau Jawa
- Parameswara, pendiri Kerajaan Malaka di Malaysia
- Penguasa Kushans memiliki kepercayaan yang sama dengan Penguasa Sriwijaya, yakni penganut agama Buddha Mahayana.
- Penguasa Kushans, pada tahun 80M-200M dipimpin oleh keturunan Kaisar Liu Pang (Dinasti Han). Dan apabila kita perhatikan anak cucu Atung Bungsu, yang berada di daerah tanah Basemah (Pasemah), seperti di Pagar Alam, Empat Lawang dan Lahat, memiliki perawakan mirip bangsa cina.
<span><span>Catatan :</span></span>
- Pada saat Atung Bungsu berlayar ke Nusantara tahun 101 Saka (179M), setidaknya, ada 3 pendapat mengenai siapa yang menjadi penguasa Kushans ketika itu, yaitu :
- Kanishka III (175M-200M) putera Vasudeva I putera Huvishka I putera Kanishka I putera Wema Kadphises, sumber : fabpegree.com.
- Vasudeva I (164M-200M) putera Huvishka I putera Kanishka I putera Wema Kadphises, sumber : www.indopedia.org.
- Huvishka I (140M-183M) putera Kanishka I putera Wema Kadphises, sumber : en.wikipedia.org.Mengenai pendapat yang paling benar, tentu setiap pihak memiliki sumber masing-masing. Namun yang jelas, dari ketiga pendapat diatas, Atung Bungsu adalah keturunan dari Wema Kadphises, yang silsilahnya menyambung kepada Alexander III 'The Great' of Macedonia.
- Imperium Kushan adalah salah satu kerajaan yg memiliki wilayah sangat luas yg membentang dari India, Pakistan sampai utara Afghanistan, berbatasan langsung dengan Kekaisaran Han (Dinasti Han) di timur dan Parthia (Persia) di barat. Asal muasal Kerajaan Kushan dimulai dari eksodus besar-besaran bangsa Yue-Chi (Yuezhi) dari barat laut China (sekarang Xinjiang) akibat gempuran Xiong nu Khanate dari utara. Mereka (Yue Chi) pindah ke asia tengah, membentuk kerajaan baru dan menaklukkan wilayah utara India, hidukush dan bagian timur Persia. Yue Chi terbagi menjadi 5 clan yg mendiami wilayah yg berbeda2, dan Kushan adalah salah satu dari 5 clan tsb. Seiring dengan menguatnya Clan Kushan, Pangeran Kujula Kadphises memerintahkan untuk menyerbu 4 clan lainnya sehingga akhirnya 5 clan tersebut disatukan dibawah pimpinan Kushan.Karena letaknya ditengah2 jalur sutra (Silk Road), banyak keuntungan yg didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena kota2 mereka adalah tempat persinggahan kafilah2 pedagang yg melalui jalur sutera. Masyarakat Kushan sendiri adalah masyarakat nomaden, karena itu mereka memiliki beberapa ibukota, Begram ibukota musim panas dan Peshawar ibukota musim dingin.Kekuatan utama militer Kushan adalah Cavalry/Horse Archer (Pasukan pemanah berkuda). Dalam satu agresi militer, bisa terkumpul 100.000 horse Archer. Pada masa jayanya, Kushan sangat kuat, bahkan mereka bisa merebut kembali sebagian wilayah nenek moyang mereka (Yue Chi).Keruntuhan Kushan disebabkan oleh menguatnya pengaruh Persia Sassanid di barat, akhirnya mereka menjadi kerajaan inferior (Vassal) dari Kekuasaan Sassanid.Sumber :http://www.banggundul.web.id/2009/11/kerajaan-kushan-kushan-empire-60m-375m.html
- Pada tahun 101 Syaka (bertepatan dengan tahun 179 Masehi), berlabuhlah tujuh bahtera (jung) di Pulau Seguntang. Pulau Seguntang iu adalah Bukit Seguntang yang sekarang, yaitu bukit dengan ketinggian 27 meter di atas permukaan laut, di dalam Kota Palembang.Adapun Angkatan Bahtera (Armada Jung) yang berlabuh di Pulau Seguntang pada tahun 101 Syaka atau 179 Masehi itu, dipimpin oleh Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu, putra mahkota Kerajaan Rau (Rao) di India. Sebagai penasihat Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu adalah Ariya Tabing dari Kepulauan Massava (Filipina) dan Umayullah dari Parsi Persia (Iran).Perjalanan Angkatan Bahtera Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu tahun 101 Syaka (179 Masehi) itu adalah perjalanan kedua yang dilakukan oleh Angkatan Bahtera Kerajaan Rau (Rao) untuk menyelidiki pulau-pulau di Nusantara, yaitu pulau-pulau di tenggara benua Asia. Perjalanan pertama berlangsung sebelum tahun 10 Syaka atau tahun 80-an Masehi. Angkatan Bahtera Kerajaan Rau (Rao) yang berangkat ke Nusantara sebelum tahun 10 Syaka itu dipimpin oleh Seri Nuruddin yang berasal dari Kepulauan Massava (Filipina), yang pada waktu itu menjabat sebagai Ariya Passatan (Panglima Angkatan Laut) Kerajaan Rau (Rao).Angkatan Seri Nuruddin telah berpuluh-puluh tahun tidak kembali ke Kerajaan Rau (Rao) di India, bahkan tidak ada kabar sama sekali. Oleh sebab itu maka dikirim angkatan kedua, angkatan susulan, yang dipimpin langsung oleh yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu. Mereka mengharung samudera, menuju ke pulau-pulau Nusantara.Pada hari Jumat, hari ke-14, bulan Haji (bulan Zulhijjah), tahun 101 Syaka, bertepatan dengan tahun 179 Masehi, mendaratlah Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu yang memimpin Angkatan Tujuh Bahtera itu di daratan, di dekat pohon cendana, di Pulau Seguntang atau Bukit Seguntang.Di situ beliau Yang Mulia menemukan satu bumbung (berumbung) atau tabung yang berisi lempengan emas bersurat. Lempengan emas bersurat dalam bumbung yang ditemukan oleh Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu itu, ternyata adalah surat atau warkah yang ditandatangani oleh Seri Nuruddin, Ariya Passetan (Panglima Angkatan Laut) Kerajaan Rau (Rao), bertanggal hari kesebelas, bulan ketujuh (bulan Rajab), tahun 10 Syaka, bertepatan dengan tahun 88 Masehi.SuratInilah isi surat atau warkah emas yang ditulis dan ditandatangani oleh Seri Nuruddin, yang ditemukan oleh Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu di bawah pohon cendana, di Bukit Seguntang itu.“Kami tak dapat lagi pulang ke India karena segala alat perlengkapan kami telah rusak binasa. Tetapi kami telah menemukan beberapa pulau, di antaranya ada yang kami namakan Tanah Jawa karena di dalamnya (di pulau itu) banyak kami mendapat buah jawa, yang kami makan dan dijadikan bubur.Barangsiapa mendapatkan barang ini (surat ini) hendaklah menyampaikannya ke hadirat Yang Diperlukan Kerajaan Rau (Rao) di India”.Demikianlah isi surat pertama yang ditemukan oleh Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu di Bukit Seguntang.Setelah penemuan surat pertama itu, Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu menemukan surat yang kedua. Rupanya tahun pembuatan dan orang yang membuat atau menulis surat itu berlainan. Surat yang kedua ditulis pada tahun 50 Syaka (128 Masehi). Yang menulisnya adalah Ariya Saka Sepadi, Bukan Seri Nuruddin.Surat yang ditulis oleh Ariya Saka Sepadi pada tahun 50 Syaka (128 Masehi) itu dituliskan pada “kain bambu” (bilah-bilah bambu) yang isinya sebagai berikut.“Pada tahun 50 Syaka (28 Masehi), Yang Mulia Seri Nuruddin meninggal dunia di Muara Lematang dan kami makamkan dia di sana dengan upacara yang selayaknya. Ditulis oleh Ariya Saka Sepadi”.Demikianlah di antara tanda-tanda yang mereka peroleh atau temukan bersama-sama dengan beberapa benda lain peninggalan Angkatan Bahtera Seri Nuruddin yang telah rusak binasa pada tahun 10 Syaka (88 Masehi) dan perihal kematian Seri Nuruddin sendiri pada tahun 50 Syaka (128 Masehi) di Muara Lematang, sebelah barat Bukit Seguntang.TeraYang Mulia Seri Mapuli Dewan Atung Bungsu yang mendarat di Bukit Seguntang pada tahun 101 Syaka (179 Masehi) itu segera mendirikan pondokan bagi angkatannya (rombongannya)Sumber :http://besemah.blogspot.com/2006/06/sejarah-sriwijaya-versi-grozali.html
- <!--[endif]-->Atung Bungsu, juga merupakan keturunan <span>Cyrus II `the Great' of PERSIA, yang menganut keyakinan Monotheisme. Sebagian ulama percaya, bahwa </span><span>, yang kisahnya terdapat di dalam Al Qur'an (Cyrus II `the Great' indentik dengan QS. Al Kahfi (18) : 83 - 98).Sumber :http://waii-hmna.blogspot.com/2007/04/776-siapakah-dzulqarnain.htmlhttp://sangtawal.blogspot.com/2009/09/siapakah-yang-layak-di-gelar-zul.htmlSilsilah lengkapnya sebagai berikut :Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu </span><span><span>putera</span> Kanishka III (King) of the KUSHANS </span><span><span>putera</span> Vasudeva I (King) of the KUSHANS </span><span><span>putera</span> Huvishka I (King) of the KUSHANS </span><span><span>putera</span> Kanishka I of KUSHANASTAN </span><span><span>putera</span> Wema (Vima) Kadphises II (King) of the KUSHANAS </span><span><span>putera</span> Princess of BACTRIA </span><span><span>puteri</span> Calliope of BACTRIA </span><span><span>puteri</span> Hippostratus of BACTRIA </span><span><span>putera </span>Strato I Epiphanes (King) of BACTRIA (MATHURA) </span><span><span>putera</span> Agathokleia BACTRIA </span><span><span>puteri</span> Agathokles I (King) of BACTRIA </span><span><span>putera</span> Pantaleon of BACTRIA </span><span><span>putera</span> Demetrios (Demetrius) I (King) of BACTRIA </span><span><span>putera</span> Berenike of BACTRIA puteri Princess of SYRIA </span><span><span>puteri</span> Laodice I of SYRIA </span><span><span>puteri</span> Aesopia the PERDICCID of MACEDONIA </span
Tidak ada komentar:
Posting Komentar